Hai, apa kabar?
apa kamu disana baik-baik saja?
bagaimana lingkungan kantor kamu?
bagaimana kerjaanmu?
bagaimana kuliahmu?
ingin sekali ku melihat lagi
wajah yang sudah kukenal dari 2 tahun lalu. ingin sekali ku dengar celotehanmu.
apakah masih sama seperti dulu? fikiranku masih saja terbayang oleh sosok
seorang lelaki yang parasnya tidak terlalu tampan tetapi aku bisa betah
berjam-jam diam terpaku untuk melihat wajahnya. Suara yang tidak begitu merdu
tetapi selalu bisa menjadi melodi indah yang bisa menemaniku melalui telfon
sampai tertidur. Apa masih sama? Terlalu
banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin kutanyakan kepadamu. Terlalu banyak,
kasih.
Kau tidak pernah tahu bagaimana
ku merindukanmu, berapa helai tissue yang telah kukorbankan untuk menjadi saksi
bisu saat ku menangis. Sulit untukku selalu berpura-pura semua keadaan ini
baik-baik saja. Apakah kau tidak bisa mengerti apa yang kurasakan? Ini terlalu
sulit untukku untuk kulalui. Terlalu sulit, kasih.
Apakah kau tidak menginginkan untuk
mendengarkan celotehanku lagi? Memang tidak semua penting untuk didengar.
Tetapi, apakah kau ingat itu semua yang bisa membuat kita saling jatuh hati? 2
tipe manusia yang sangat suka berbicara? Kadang apabila di telfon kita selalu
berebutan siapa yang duluan bercerita, kadang juga suka mengatakan kata-kata
yang sama di waktu yang sama. Itu sangat manis untuk dilupakan. Terlalu manis,
kasih.
Tetapi aku tersadar, kau bukan
lagi seseorang yang bisa melakukan hal itu lagi. Maafkan aku, aku masih selalu
saja memikirkanmu. Mungkin dengan berjalannya waktu ini semua bisa kulalui.
Semua kupercayakan kepada sang cinta yang sekarang entah sedang menari ataupun
menangis meliihat cerita kita yang berakhir di tengah jalan. Cinta, ku
percayakanmu apa bila berakhir adalah jalan terbaik aku akan rela. Selamat
jalan, cinta..